Friday, December 11, 2015

Sekolah Hamzah Fansuri Jadikan Warkop Sebagai Sarana Edukasi


kegiatan  belajar  selasa malam kelas sastra dan perkabaran hamzah fansuri, Kantin Smea Banda Aceh. ( selasa malam,07 desember 2015)

SHFNews, Banda Aceh- Pelajar sastra dan perkabaran Sekolah Hamzah Fansuri (SHF) kembali belajar di halaman terbuka, proses belajar megajar yang dibina oleh Thayeb Loh Angen hari ini dihadiri oleh 3 peserta saja dari 10 pelajar yang  mendaftar.

 “Kami memilih warung kopi sebagai sarana belajar, karena selain nyaman warung di sini juga menyediakan falsilitas yang lengkap, apalagi saat malam hari, tidak ada tempat lain yang lebih cocok untuk kami gunakan,” ujar Mustakim, ketua kelas Hamzah Fansuri.
 Mustakim, ketua kelas SHF, menambahkan, bahwa komunitasnya  memilih  Warung kopi untuk mengadakan pertemuan belajar, dikarenakan warkop menyediakan akses wifi gratis, dan juga mudah diakses ketimbang harus memilih tempat lain yang harus dibayar  mahal.

“Sekolah hamzah fansuri membuat jadwal pertemuan rutin, dua kali dalam 1 minggu, setiap pertemuan diadakan di alam terbuka, dalam setiap jam belajar yang berbeda akan dibahas cara menulis yang benar, straight news, feature, opini dan cerpen,” kata Teuku Mukhlis, salah satu pelajar SHF.

Masih menurut Teuku Mukhlis, Pertemuan kelas selasa malam merupakan pertemuan terakhir  kelas sastra sekolah hamzah fansuri angkatan II, ditutup dengan materi terakhir, yaitu  cerpen lanjutan pertemuan pertama yang dibina oleh cerpenis  Aceh, Musmarwan Abdullah, minggu lalu dan malam rabu ditutup kelas cerpen dan sekolah sastra hamzah fansuri angkatan II oleh Thayeb Loh Angen selaku motor penggerak Sekolah Hamzah Fansuri,dan insya ALLah  akan diwisudakan dalam bulan Februari nanti

Ditanya tentang intruksi larangan nongkrong di warung kopi yang dikeluarkan oleh walikota Banda Aceh,  dalam hal ini Teuku Mukhlis sebagai salah satu siswa yang belajar malam berpendapat, menurutnya sungguh sangat  disayangkan  pandangan walikota terhadap kaum lelaki yang duduk di warung kopi, dirinya hampir setiap hari nongkrong di warung, selain belajar, hanya sekedar untuk mencari-cari bahan kuliah.

“kami di warung kopi bukan hanya mengahbiskan waktu dan bermaslas-malasan, tapih kami di sini  belajar dan diskusi bersama dan menikmati fasilistas internet untuk menunjang proses belajar kami, jadi tolong Ibu Illiza mengklarifikasi kembali intruksinya jika melarang kaum lelaki duduk diwarung kopi. Tolong ibuk sediakan free internet akses sekota Banda Aceh, sebagai model kota madani tidak ada fasilitas internet yang disediakan untuk publik,  sehingga kami memilih warkop sebagai sarana belajar,” Sahut Teuku Mukhlis saat ditemui dikantin SMEA, Lampineung, Banda Aceh waktu setempat.

Laporan : mustakim
Alumni sekolah sastra hamzah Fansuri



Sekolah Hamzah Fansuri Jadikan Warkop Sebagai Sarana Edukasi Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown