Wednesday, February 24, 2016

Dekorasi Hiasan Lampu Natal Dan Revitalisasi Taman Riyadhah


DEKORASI HIASAN LAMPU NATAL  DAN
REVITALISASI TAMAN RIYADHAH
(oleh” Mustakim Al Bachtiary)

Taman riyadha atau yang lebih dikenal dengan sebutan taman mini tentunya sudah tidak asing lagi di telinga masyrakat kota lhokseumawe dan sekitarnya,  sebuah taman yang hijau dan rindang yang terletak persis di tengah tengah jantung kota lhokseumawe  akhir akhir ini sangat menyita perhatian public pasca di renovasi taman yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana badan lingkungan hidup dan kebersihan Kota Lhokseumawe dengan pagu anggaran yang sangat signifikan angka yang fantastis dalam pembangunan taman yang jauh dari harapan masyarakat khlayak umum. proyek senilai Rp 1 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Kota (APBK) tahun 2014  terus mengundang polemi pro dan kontra di tengah masyarakat mereka menilai pembangunan taman ini tidak bisa di fungsikan sebagaimana fungsi sebelumnya sebagai tempat kunjungan keluarga dan taman bermain anak anak di akhir pekan kini setelah di renovasi  bukanya malah makin bagus sasarana dan prasarana taman malah lebih mengecewakan dengan kondisi taman yang tidak tepat guna.
           
Sangat miris lagi yang sangat  menyayat hati ialah tujuan hiasan yang berbentuk pohon natal yang terletak disudut-sudut ruang, mungkin tidak banyak publik yang menyadari keberadaan pohon Kristal  yang bebentuk serperti pohon cemara yang dihiasi lampu warna-warni dimalam hari ataukah hanya untuk simbol kesenian menurut versi kontarktor ataupun ada maksud tertentu dalam mengunakan desain lampu yang indah yang  terletak tepat disudut taman mini  kota lhokseumawe. Pohon natal yang dulunya sangat anti ada di aceh sekarang menjadi sebuah hiasan yang terselubung yang ditempatkan di sudut ruang taman yang hijau apakah ada manajemen perencanaan pembangunan yang salah atau memang disengajakan oleh pihak kontraktor yang menang tender
            Menurut saya pohon Kristal yang terletak disudut kota taman riyadhah atau tamat mini itu tidak tepat sasaran dan kurang bagus jika ditempatkan di taman yang berbasis kota syariat islam ini karena apabila tidak diatasi tentunya kedepan akan  mengundang kesan kesan yang negative dan pandangan yang buruk terhadap tata ruang keindahan kota karena tidak berkonsep islami’. Dan hiasan pohon Kristal berbentuk pohon natal  itu merupakan simbol sebuah pohon natal yang di agung-agungkan oleh ummat kristiani dalam menyambut natal, Kebiasaan memasang pohon Natal sebagai dekorasi dimulai dari Jerman
Pemasangan pohon Natal yang umumnya dari pohon cemara, atau mengadaptasi bentuk pohon cemara, itu dimulai pada abad ke-16. Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika, mereka pun kerap memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk dekorasi Natal di dalam rumah. Dari catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat memajang pohon Natal untuk pertama kalinya pada tahun 1830-an.  Pohon Natal bukanlah suatu keharusan di gereja maupun dirumah sebab ini hanya merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain "evergreen". Pohon Natal (cemara) ini juga melambangkan "hidup kekal", sebab pada umumnya di musim salju hampir semua pohon rontok daunnya, kecuali pohon cemara yang selalu hijau daunnya
            Melirik dari sejarah nya apakah cocok dekorasi hiasan berebntuk pohon natal di pusat kota merupakan suatu  keidadan tata ruang kota atau suatu kesalahan……?
Jawabanya ada pada diri pembaca masing masing bagaiaman menafsirkan maksud dan tujuan dari hiasan tersebut yang tentunya penggunaan taman riyadha sebagai sarana taman bermain anak dan edukasi keluarga tidak tepat sasaran dan tidak bisa difungsikan sebagai taman yang indah yang berbasis go green yang member ruang kesejukan dalam kota Jika benar jika alasanya penepatan dekorasi lampu hias yang berbentuk pohon natal itu hanya untuk menciptakan suatu keidahan kota,  kenapa harus dekorasi yang mirip dengan pohon natal kenapa tidak mencari solusi lain dalam penempatan keindahan kota dan mungkin konsep islami sungguh sangat bermakna dalam mengarsitekyur tata keindahan kota lhoksemawe sebagai model kota islami
Konsep kota islami dalam kota
Taman Islam tradisional, juga dikenal sebagai chahar-bagh (dari bahasa Persia), didasarkan pada sebuah desain yang dibagi menjadi empat bagian oleh jalan atau sungai dan sering tertutup dalam dinding. Dua elemen tak terpisahkan dari taman ini adalah air dan bayangan, air sering mengalir di sungai dan air mancur memberikan kesan terdengar dari “taman yang di bawahnya mengalir sungai-sungai”. Desain chahar-bagh dan pembagiannya menjadi empat bagian ini dimaksudkan untuk menjadi sebuah refleksi dari taman surgawi firdaus di bumi, serta menjadi simbol universal kosmos yang dipahami oleh seluruh umat manusia “yang memiliki mata untuk melihat”. Taman juga dapat mengingatkan kita bahwa untuk berhubungan kembali dengan Tuhan kita perlu berhubungan kembali dengan alam dan menemukan waktu untuk merenungkan kecantikannya.
Salah satu taman Islam yang paling terkenal adalah di Istana Alhambra di Spanyol. Ada juga taman makam Kekaisaran Mughal, di antaranya yang paling terkenal yaitu taman-taman Taj Mahal. Tapi bentuk asli dari chahar – bagh dikenal tidak hanya di seluruh dunia Muslim melainkan juga di luar itu. Memang, bentuk dasar taman ini adalah bentuk yang universal — misalnya, taman Kristen abad pertengahan juga didasarkan pada pola empat lipatan . 
Emma sendiri merancang kebun di Inggris dan luar negeri berdasarkan skema chahar-bagh tradisional. Salah satunya adalah “Carpet Garden” yang terkenal yang dia rancang ulang untuk The Prince of Wales, dan dianugerahi medali perak-emas di Chelsea Flower Show pada tahun 2001. 
Dapatkah taman mempengaruhi kehidupan masyarakat dan mengubah  hubungan di antara mereka?
 Dapatkah taman-taman itu benar-benar menjadi jembatan antarbudaya? Emma mengatakan bahwa kecantikan mereka bersifat universal dan akan berbicara kepada semua orang, tapi tanpa belajar tentang simbolnya, maknanya tidak akan benar-benar dipahami dan kecantikan mereka tidak benar-benar dihargai. Taman adalah jembatan antarbudaya, tetapi untuk menyeberangi mereka dan menemukan pemahaman, seseorang harus menemukan panduan. Membangun jembatan pemahaman dan membimbing orang-orang untuk memahami Islam — ini adalah benar-benar dakwah keindahan dan mungkin saja kota lhokseumawe yang kita cibtai ini dibawah pimpinan tampuk pemerintaha bapak suaidi yahya sangat kita harapkan supaya kedepanya tidak salah dalam memprogramkan anggaran pembangunan dan dapat mewujudkan mimpi sebagai model kita ataman yang islami yang tersusun dalam pembangunan yang islami.



@penulis : Mustakim Al bakhtiary 

Alumnus Sekolah Hamzah Fansuri  ( ASHaF )


Dekorasi Hiasan Lampu Natal Dan Revitalisasi Taman Riyadhah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown