Saturday, November 14, 2015

Syair Perahu Hamzah Fansury

Syair Perahu

Hamzah Fansuri*

Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikad diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal diammu

Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan

Perteguh juga alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan air
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir

Perteguh jua alat perahumu
Muaranya sempit tempatmu lalu
Banyaklah di sana ikan dan hiu
Menanti perahumu lalu dari situ

Muaranya dalam ikanpun banyak
Di sanalah perahu karam dan rusak
Karangnya tajam seperti tombak
Ke atas pasir kamu tersesak

Ketahui olehmu hai anak dagang
Riaknya rencam[1] ombaknya karang
Ikanpun banyak matang menjarang
Hendak membawa ke tengah sawang

Muaranya itu terlalu sempit
Di mana kan lalu sampan dan rakit
Jikalau ada pedoman dikapit
Sempurnalah jalan terlalu ba’id[2]

Baiklah perahu engkau perteguh
Hasilkan penambat dan tali sauh
Anginnya keras ombaknya cabuh[3]
Pulaunya jauh tempat berlabuh

Lengkapkan pendarat dan tali sauh
Derasmu banyak bertemu musuh
Selebu[4] rencam ombak pun tabuh
La ilaha 'il Allah akan tali yang teguh

Barang siapa bergantung di situ
Teduhlah selebu yang rencam itu
Pedoman betuli perahumu laju
Selamat engkau ke pulau itu

La ilaha ‘il Allah jua yang engkau ikut
Di laut keras topan dan ribut
Hiu dan paus di belakang menurut
Pertetaplah kemudi jangan terkejut

Laut Silan terlalu dalam
Di sanalah perahu rusak dan karam
Sungguhpun banyak di sana penyelam
Larang mendapat permata nilam

Laut Silan[5] wahid al-kahhar[6]
Riaknya rencam ombaknya besar
Anginnya songsongan membelok sengkar[7]
Perbaik kemudi jangan berkisar

Itulah laut yang maha indah
Ke sanalah kita semua berpindah
Hasilkan bekal kayu dan juadah
Selamatlah engkau sempurna musyahadah[8]

Silan itu ombaknya risah
Banyaklah ke sana akan berpindah
Topan dan ribut terlalu ‘azamah[9]
Perbetuli pedoman jangan berubah

Laut Kulzum terlalu dalam
Ombaknya muhit[10] pada sekalian alam
Banyaklah di sana rusak dan karam
Perbaiki na’am[11] siang dan malam

Ingati sungguh siang dan malam
Lautnya deras bertambah dalam
Angin pun keras ombaknya rencam
Ingati perahu jangan tenggelam

Jikalau engkau ingati sungguh
Angin yang keras menjadi teduh
Tambahan selalu tetap yang cabuh
Selamat engkau ke pulau itu berlabuh

Sampailah Ahad dengan masanya
Datanglah angin dengan paksanya
Berlayar perahu sidang budimannya
Berlayar itu dengan kelengkapannya

Wujud Allah nama perahunya
Ilmu Allah akan kurungnya
Iman Allah nama kemudinya
Yakin akan Allah nama pawangnya

Taharat[12] dan istinja[13] nama lantainya
Kufur dan maksiat air ruangnya
Tawakkul akan ALlah juru batunya
Tauhid itu akan sauhnya

La ilaha ‘il Allah akan talinya
Kamal[14] Allah akan tiangnya
Assalamu’alaikum akan tali lenggangnya
Taat dan ibadah anak dayungnya

Salawat akan nabi tali bubutannya
Istighfar[15] Allah akan layarnya
Allahu Akbar nama anginnya
Subhanallah akan lajunya

Wa` Llahu a`lam nama rantaunya
Iradat Allah nama bandarnya
Kudrat Allah nama labuhannya
Surga jannat al-na’im nama negerinya

Karangan ini suatu madah
Mengarangkan syair tempat berpindah
Di dalam dunia janganlah tam’ah[16]
Di dalam kubur berkhalwat sudah

Kenal dirimu di dalam kubur
Badan seorang hanya tersungkur
Dengan siapa lawan bertutur?
Di balik papan badan terhancur

Di dalam dunia banyaklah mamang[17]
Ke akhirat jua tempatmu pulang
Jangan disusahi emas dan uang
Itulah membawa badan terbuang

Tuntuti ilmu jangan kepalang
Di dalam kubur terbaring seorang
Munkar wa Nakir ke sana datang
Menanyakan apakah engkau sembahyang

Tongkatnya lekat tiada terhisab
Badanmu remuk siksa dan azab
Akalmu itu hilang dan lenyap
...[18]

Munkar wa Nakir bukan kepalang
Suaranya merdu bertambah garang
Tongkatnya besar terlalu panjang
Cambuknya banyak tiada terbilang

Kenal dirimu hai anak Adam!
Tatkala di dunia terangnya alam
Sekarang di kubur tempatmu kelam
Tiada berbeda siang dan malam

Kenal dirimu hai anak dagang!
Di balik papan tidur terlentang
Kelam dan dingin bukan kepalang
Dengan siapa lawan berbincang

La ilaha ‘il Allah itu firman
Tuhan itulah pergantungan alam sekalian
Iman tersurat pada hati insan
Siang dan malam jangan dilalaikan

La ilaha` il Allah itu terlalu nyata
Tauhid ma’rifat semata-mata
Memandang yang gaib semuanya rata
Lenyapkan ke sana sekalian kita

La ilaha ‘il Allah jangan kau permudah
Sekalian makhluk ke sana berpindah
Da’im[19] dan ka’im[20] jangan berubah
Khalak[21] di sana dengan la ilaha ‘il Allah

La ilaha ‘il Allah jangan kaulalaikan
Siang dan malam jangan kausunyikan
Selama hidup juga engkau pakaikan
Allah dan rasul juga yang menyampaikan

La ilaha ‘il Allah itu kata yang teguh
Memadamkan cahaya sekalian rusuh
Jin dan setan sekalian musuh
Hendak membawa dia bersungguh-sungguh

La ilaha ‘il Allah itu kesudahan kata
Tauhid ma’rifat semata-mata
Hapuskan hendak sekalian perkara
Hamba dan Tuhan tiada berbeda[22]

La ilaha ‘il Allah itu tempat mengintai
Medan yang qadim[23] tempat berdamai
Wujud Allah terlalu bitai[24]
Siang dan malam jangan bercerai

La ilaha ‘il Allah itu tempat musyahadah
Menyatakan tauhid jangan berubah
Sempurnakan jalan iman yang mudah
Pertemuan Tuhan terlalu susah
logo sekolah menulis hamzah fansury

Syair Perahu Hamzah Fansury Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown