Siswa Sekolah Hamzah Fansuri II foto: Evan Saputra |
Fasilitas pelengkap terus
bertamabah, seperti lapangan olahraga serbaguna, kantin kecil, mushalla, dan
toilet. Namun menurut penulis beberapa item lagi menarik untuk di pertimbangkan
sebagai pelengkap Taman kebangggaan masyarakat Banda Aceh ini. Selain perawatan
dan perbaikan fasilitas yang sudah ada
seperti beberapa kran air yang patah di tempat wudhuk Mushalla dan westafel
yang tidak berfungsi di toilet, beberapa
hal lain perlu penambahan. Penambahan pun bukan hanya pembahan perawatan
seperti rumput yang sudah memanjang tidak karuan, tetapi berupa benda. Benda
yang dimaksud adalah seperti bangku pajang, baik yang terbuat dari kayu ataupun
metal. Menurut hemat Penulis,
penambanhan bangku panjang baik disepanjang jalur taman ataupun di bawah pohon atau dekat waduk akan menambah kesempurnaan Taman. Selama ini pengunjung hanya melewati taman tanpa duduk dan singgah. Kalau pun memutuskan untuk singgah itu langsung duduk diatas tanah atau rumput. Itupun jika rumput dan tanah tidak di basahi oleh air hujan ataupun bekas siraman petugas.
penambanhan bangku panjang baik disepanjang jalur taman ataupun di bawah pohon atau dekat waduk akan menambah kesempurnaan Taman. Selama ini pengunjung hanya melewati taman tanpa duduk dan singgah. Kalau pun memutuskan untuk singgah itu langsung duduk diatas tanah atau rumput. Itupun jika rumput dan tanah tidak di basahi oleh air hujan ataupun bekas siraman petugas.
Selain bangku panjang tersebut,
penambahan bunga hias di didalam taman dengan cara di tanam dengan rapi akan
menambah dara tarik tersendiri. Penambahan bunga hias ini bisa di contohkan
dari beberapa taman di negara-negara maju, seperti taman Keukenhof Garden di
Belanda, Butchart Gardens di Kanada ataupun Dubai Miracle Garden, UAE. Penulis
yakin, penambahan tersebut akan meningkatkan kelas taman itu sendiri. Sejatinya,
taman akan naik kelas bukan lagi taman kelas lokal, tetapi bisa menjadi kelas
dunia. Untuk bunga yang akan di tanam tidak harus menyerupai tanaman di luar
negri, namun bisa disesuaikan dengan iklim di wilayah kita. Bahkan tanaman
lokal yang tumbuh dilingkungan kita pun bisa jadi alternatif. Tanaman-tanaman
hias tersebut akan menjadi indah dengan pola penanaman yang cermat dan teratur.
Memang, di luar negri setiap perencanaan pembangunan seperti taman membutuhkan konsultan, seperti
artsitektur lanskap. Namun, itu bukan penghalang bagi terwujudnya pembangunan
taman yang maksimal. Di Indonesia bahkan sudah banyak para arsitek taman yang
handal dan siap untuk didatangkan. Bahkan artsitek lokal akan lebih bagus jika
ikut diberdayakan.
Ruang terbuka hijau adalah
benteng manusia di masa depan. Pemanasan global yang semakin meningkat hari
demi hari harus menjadi perhatian bersama. Emisi karbon yang dihasilkan oleh
negera-negara industri maju turut menyumbangkan petaka yang akan berdampak
besar bagi negara-negara berkembang ditahun-tahun mendatang, khususnya yang
memiliki dataran rendah dan negara kepulaun. Taman, hutan, lahan hijau adalah
senjata ampuh untuk menahan laju pemanasan global karena menipisnya lapisan
ozon akibat dari emisi karbon yang dilepaskan. Oleh karenanya, taman yang kita
bangun selayaknya tidak semata menjadi senjata
pertahanan manusia di masa depan, namun
juga mampu menjadi penghibur, penghilang lelah dan temapat mencari
inspirasi dengan segala keindahannya bagi penduduk kota. Pembangunan yang
cerdas, penataan yang tepat, perawatan yang maksimal adalah kunci meraih itu
semua. Namun, satu hal lagi tidak kalah pentingnya untuk melengkapi kunci tersebut adalah
kesadaran warga sekitar dan penduduk kota untuk menjaga kebersihan terhadap
fasilitas yang tersedia dan membuang sampah pada tempatnya.
Pengetahuan,Kesadaran dan kepedulian warga kota terhadap kotanya sendiri adalah
ciri penduduk kota maju. Semoga terwujud!
Penulis : Evan
Siswa Sekolah Satstra Hamzah Fansuri
Angkatan II