Tuesday, December 8, 2015

Menghiasi Taman Hutan Kota Banda Aceh

Siswa Sekolah Hamzah Fansuri II foto: Evan Saputra
Taman Hutan Kota milik Pemerintah Kota Banda Aceh yang terletak di desa Tibang semakin menarik banyak pengunjung. Taman ini dibangun atas kerja sama Pemerintah Kota Banda Aceh, BNI dan yayasan Bustanussalatin serta masyarakat Tibang sendiri. Berbagai usia tampak mengisi waktu luang mereka di Taman yang luasnya sekitar 3 hektar ini. Sejak diresmikan oleh walikota Banda Aceh, taman menjadi pilihan alternatif masyarakat kota untuk menghindar sejenak dari hingar bingar kebisingan kota. Ini terlihat dari jumlah pengunjung yang lebih banyak pada waktu libur akhir pekan. Tak sia-sia, taman yang pembangunannya ini di sponsori oleh salah satu Bank milik negara, BNI melalui program  CSR-nya yaitu BNI Go Green terus berbenah dan Indah. Berbagai jenis pohon, beberapa diantaranya bahkan sangat langka yang ditanami terus tumbuh berkembang dan membuat rindang untuk berteduh. Ditambah rumput hijau halus yang terus dipotong sebagai bentuk perawatan.
Fasilitas pelengkap terus bertamabah, seperti lapangan olahraga serbaguna, kantin kecil, mushalla, dan toilet. Namun menurut penulis beberapa item lagi menarik untuk di pertimbangkan sebagai pelengkap Taman kebangggaan masyarakat Banda Aceh ini. Selain perawatan dan perbaikan  fasilitas yang sudah ada seperti beberapa kran air yang patah di tempat wudhuk Mushalla dan westafel yang tidak berfungsi di  toilet, beberapa hal lain perlu penambahan. Penambahan pun bukan hanya pembahan perawatan seperti rumput yang sudah memanjang tidak karuan, tetapi berupa benda. Benda yang dimaksud adalah seperti bangku pajang, baik yang terbuat dari kayu ataupun metal. Menurut hemat Penulis,
penambanhan bangku panjang baik disepanjang jalur taman ataupun di bawah pohon atau dekat waduk akan menambah kesempurnaan Taman. Selama ini pengunjung hanya melewati taman tanpa duduk dan singgah. Kalau pun memutuskan untuk singgah itu langsung duduk diatas tanah atau rumput. Itupun jika rumput dan tanah tidak di basahi oleh air hujan ataupun bekas siraman petugas.
Selain bangku panjang tersebut, penambahan bunga hias di didalam taman dengan cara di tanam dengan rapi akan menambah dara tarik tersendiri. Penambahan bunga hias ini bisa di contohkan dari beberapa taman di negara-negara maju, seperti taman Keukenhof Garden di Belanda, Butchart Gardens di Kanada ataupun Dubai Miracle Garden, UAE. Penulis yakin, penambahan tersebut akan meningkatkan kelas taman itu sendiri. Sejatinya, taman akan naik kelas bukan lagi taman kelas lokal, tetapi bisa menjadi kelas dunia. Untuk bunga yang akan di tanam tidak harus menyerupai tanaman di luar negri, namun bisa disesuaikan dengan iklim di wilayah kita. Bahkan tanaman lokal yang tumbuh dilingkungan kita pun bisa jadi alternatif. Tanaman-tanaman hias tersebut akan menjadi indah dengan pola penanaman yang cermat dan teratur. Memang, di luar negri setiap perencanaan pembangunan seperti  taman membutuhkan konsultan, seperti artsitektur lanskap. Namun, itu bukan penghalang bagi terwujudnya pembangunan taman yang maksimal. Di Indonesia bahkan sudah banyak para arsitek taman yang handal dan siap untuk didatangkan. Bahkan artsitek lokal akan lebih bagus jika ikut diberdayakan.
Ruang terbuka hijau adalah benteng manusia di masa depan. Pemanasan global yang semakin meningkat hari demi hari harus menjadi perhatian bersama. Emisi karbon yang dihasilkan oleh negera-negara industri maju turut menyumbangkan petaka yang akan berdampak besar bagi negara-negara berkembang ditahun-tahun mendatang, khususnya yang memiliki dataran rendah dan negara kepulaun. Taman, hutan, lahan hijau adalah senjata ampuh untuk menahan laju pemanasan global karena menipisnya lapisan ozon akibat dari emisi karbon yang dilepaskan. Oleh karenanya, taman yang kita bangun selayaknya tidak semata menjadi senjata  pertahanan manusia di masa depan, namun  juga mampu menjadi penghibur, penghilang lelah dan temapat mencari inspirasi dengan segala keindahannya bagi penduduk kota. Pembangunan yang cerdas, penataan yang tepat, perawatan yang maksimal adalah kunci meraih itu semua. Namun, satu hal lagi tidak kalah pentingnya  untuk melengkapi kunci tersebut adalah kesadaran warga sekitar dan penduduk kota untuk menjaga kebersihan terhadap fasilitas yang tersedia dan membuang sampah pada tempatnya. Pengetahuan,Kesadaran dan kepedulian warga kota terhadap kotanya sendiri adalah ciri penduduk kota maju. Semoga terwujud! 

Penulis : Evan
Siswa Sekolah Satstra Hamzah Fansuri
Angkatan II

Menghiasi Taman Hutan Kota Banda Aceh Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown