Turut
serta dalam rombongan Walikota Illiza, antara lain Wakapolresta Banda
Aceh AKBP Sugeng Hadi S, Asisten Pemerintahan Iskandar SSos MSi, Asisten
Administrasi Umum M Nurdin SSos dan Kasatpol PP/WH Banda Aceh Yusnardi
SSTP MSi.
Lokasi pertama yang didatangi Walikota Illiza dan tim yang di-backup oleh puluhan aparat Satpol PP/WH dan kepolisian ini adalah sebuah kafe plus di kawasan Simpang Lima sekitar pukul 23.30 WIB.
Di
sini, petugas mengamankan sepuluh wanita, lima pria dan satu waria.
Mereka didapati sedang berada di ruang karaoke secara berpasang-pasangan
dengan non muhrimnya hingga larut malam.
Sebelum
digelandang petugas ke Kantor Satpol PP/WH karena dugaan khalwat, para
wanita yang rata-rata masih berusia muda itu berserta rekan prianya
diberi nasehat dan peringatan oleh Walikota Illiza.
Selain
itu, pemilik usaha juga mendapat teguran keras karena menyediakan
tempat yang dinilai rawan maksiat. Illiza juga sempat menegur karyawan
di cafe tersebut karena tidak berbusana islami.
Selanjutnya,
Walikota Illiza dan rombongan menuju ke sebuah warung kopi di kawasan
Lamnyong yang sedang menggelar turnamen Batu Domino. Di sana, Illiza
mendatangi langsung para pengunjung yang sedang asyik bermain domino, ke
meja mereka dan membubarkannya.
Sementara
pemilik warkop berserta sejumlah barang bukti berupa batu-domino,
triplek alas permainan dan brosur turnamen turut diboyong pertugas ke
Kantor Satpol PP/WH Banda Aceh.
Menurut
Walikota Illiza, sebelumnya pemilik Warkop juga telah pernah diberi
peringatan dan telah dipanggil oleh petugas, namun tetap menjalankan
aktivitas yang sudah meresahkan masyarakat tersebut.
Permainan
domino yang digelar, kata walikota, telah menjurus pada perbuatan judi.
“Dalam ajaran Islam, kita tidak boleh mendekati perbuatan-perbuatan
yang dilarang Allah, dan ini harus kita cegah,” katanya.
Pada
kesempatan itu, Illiza juga menyayangkan sikap dari aparatur gampong
yang terkesan membiarkan dan tidak berinisiatif melakukan pencegahan.
Warung kopi peruntukannya harus benar-benar bagi penikmat kopi, tidak
untuk kegiatan yang membuang waktu sia-sia seperti ini.
“Siapa yang bisa menjamin mereka tidak menggunakan uang atau hal lainnya sebagai taruhan,” katanya.
Walikota
juga mengatakan kebanyakan yang tinggal di kawasan tersebut merupakan
para mahasiswa. “Jika sudah ketagihan, nanti juga bisa mengganggu kuliah
mereka dan merugikan mahasiswa itu sendiri,” katanya menambahkan.
Tak
berhenti sampai di situ, tim terus bergerak ke arah Lueng Bata.
Targetnya, dua hotel berbintang di kawasan tersebut. Kali ini razia
dipimpin langsung oleh Asisten Administrasi Umum Setdako Banda Aceh M
Nurdin.
Hotel
pertama yang disambangi tim dinyatakan “bersih”, petugas tidak
menemukan pelanggaran syariat apapun di sana. Namun pada target kedua,
petugas berhasil mendapati tiga pasangan muda-mudi di salah satu kamar
di lantai dua hotel tersebut.
Saat
diinterograsi petugas, ketiga wanita muda, yang mengaku hanya mampir
sebentar ke kamar rekan prianya itu, tidak dapat menunjukkan kartu
identitas apapun. Guna pemeriksaan lebih lanjut, keenam remaja tanggung
itu ikut diamankan petugas dalam razia yang berakhir berakhir menjelang
azan Subuh tersebut.
Kasatpol
PP/WH Banda Aceh, melalui Kasi Perundang-Undangan dan Syariat Islam
Evendi SAg, menjelaskan, selain menjadi agenda rutin, operasi yang
digelar pihaknya semalam dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan yang
sudah dekat.
"Dan
yang paling penting, ini merupakan bentuk komitmen kami untuk tetap
menindaklanjuti setiap laporan dari masyarakat terkait pelanggaran
syariat Islam yang terjadi di tengah-masyarakat," katanya.
Ia
menambahkan, hingga hari ini, para pelanggar syariat yang diamankan
pihaknya semalam dari sejumlah lokasi, masih diperiksa secara intensif.